
Kristaps Porzingis : Pemain Basket Yang Menjadi Bintang NBA
Kristaps Porzingis : Pemain Basket Yang Menjadi Bintang NBA

Kristaps Porzingis Adalah Seorang Pemain Bola Basket Profesional Asal Latvia Yang Saat Ini Bermain Untuk Boston Celtics Di NBA. Dengan tinggi badan mencapai 2,21 meter, dia di kenal sebagai “Unicorn” dalam dunia basket. Berkat kombinasi langka antara ukuran tubuhnya yang sangat tinggi dan kemampuan teknis yang luar biasa untuk seorang pemain seukuran dirinya. Maka artikel ini akan membahas perjalanan karier serta keistimewaannya sebagai pemain, dan kontribusinya terhadap dunia basket internasional. Dia lahir pada 2 Agustus 1995 di Liepāja, Latvia, sebuah kota pelabuhan yang terletak di pantai barat Latvia.
Sejak kecil, Kristaps Porzingis sudah menunjukkan minat dan bakat dalam dunia olahraga, terutama basket. Dan ayahnya, Talis Porzingis, juga merupakan seorang atlet, yang mungkin memberikan pengaruh dalam membentuk kecintaannya terhadap olahraga. Selain itu, dia memiliki saudara laki-laki yang juga bermain basket, yang memperkuat latar belakang olahraga dalam keluarganya. Maka pada usia muda, dia mulai berlatih di klub basket lokal di Latvia. Dan dia menunjukkan bakat besar meskipun usianya masih muda. Sejak awal, dia telah di kenal karena tingginya yang luar biasa dan keterampilan bermain basket yang matang untuk seseorang seusianya.
Dengan tinggi badan yang semakin bertambah, dia mampu bermain dengan gaya yang fleksibel dan modern. Sehingga menggabungkan kekuatan fisik dengan teknik permainan yang berkembang dengan pesat. Dan dia memulai karir profesionalnya di Spartak St. Petersburg, klub yang berbasis di Rusia. Di mana dia bermain pada usia 16 tahun. Meskipun liga Rusia bukanlah yang paling terkenal di Eropa. Tetapi pengalaman pertama ini memberinya wawasan yang penting tentang persaingan di level profesional Kristaps Porzingis.
Kristaps Porzingis Memiliki Kesempatan Untuk Bermain Melawan Beberapa Pemain Terbaik Eropa
Namun, titik balik besar dalam karir Eropa Porzingis datang ketika dia bergabung dengan Sevilla Basket. Klub yang bermain di Liga ACB Spanyol pada 2012. Liga ACB adalah salah satu liga basket paling kompetitif di Eropa, dan di sini, kemampuannya semakin terlihat. Dan dalam liga ini, Kristaps Porzingis Memiliki Kesempatan Untuk Bermain Melawan Beberapa Pemain Terbaik Eropa. Sehingga memungkinkan dia untuk mengembangkan permainan. Serta meningkatkan keterampilannya dalam menghadapi kompetisi yang ketat. Bergabung dengan Sevilla pada usia 17 tahun, dia mulai menunjukkan kehebatannya di lapangan.
Meskipun usianya masih muda, dia sudah mampu tampil dalam pertandingan penting dan mengesankan banyak pengamat. Salah satu aspek permainan yang membuatnya menonjol adalah kemampuan menembak jarak jauh. Meskipun dia memiliki tinggi yang luar biasa. Hal ini merupakan kemampuan yang jarang di miliki oleh pemain dengan postur seperti dirinya. Selain itu, dia juga memiliki kemampuan untuk melindungi ring dan menguasai rebound. Sehingga menjadikannya pemain yang sangat berguna di kedua sisi lapangan. Dia musim 2014-2015 menjadi salah satu musim terbaik dia di Liga ACB.
Dengan rata-rata 10,7 poin dan 7,6 rebound per pertandingan, serta kemampuan bertahan yang solid. Dia membuktikan dirinya sebagai pemain muda yang sangat menjanjikan. Di usia yang sangat muda, ia sudah menunjukkan kualitas yang sangat menarik bagi banyak pengamat NBA. Keberhasilannya di Liga ACB menambah daya tariknya di dunia basket internasional. Dan dia mulai di anggap sebagai salah satu pemain muda terbaik Eropa. Oleh karena itu banyak yang mulai melihat potensi besar dalam dirinya berkat kombinasi ukuran tubuhnya yang tinggi dengan keterampilan teknis yang sangat halus. Hal inilah yang kemudian membuatnya di juluki “Unicorn”.
Salah Satu Prospek Yang Paling Di Perhitungkan Dalam NBA Draft 2015
Pencapaian di Eropa ini menjadi bekal yang sangat penting baginya ketika ia kemudian memutuskan untuk mencoba peruntungan di NBA. Dengan kemampuannya yang sudah terbukti di level Eropa menjadikannya Salah Satu Prospek Yang Paling Di Perhitungkan Dalam NBA Draft 2015. Sehingga keputusannya untuk masuk ke NBA bukan hanya sebuah langkah besar dalam kariernya. Tetapi juga sebuah pencapaian besar bagi bola basket Eropa. Karena semakin banyak pemain dari luar Amerika Serikat yang berhasil menembus kompetisi paling bergengsi di dunia ini. Maka dia memulai perjalanan profesionalnya di NBA pada 2015.
Setelah di pilih oleh New York Knicks dengan pilihan ke-4 di NBA Draft. Sejak saat itu, perjalanan karier NBA-nya di penuhi dengan tantangan, perubahan tim, dan perkembangan yang mengesankan. Maka pada musim 2015-2016, dia membuat debutnya di NBA sebagai pemain yang sangat di nantikan. Oleh karena itu pilihan ke-4 di draft NBA sempat memunculkan keraguan di kalangan penggemar Knicks. Sehingga mengingat dia adalah pemain asal Eropa yang relatif kurang dikenal di Amerika Serikat. Namun, dia segera membuktikan kemampuannya dengan performa yang luar biasa di musim pertamanya.
Dalam debutnya, dia mencetak rata-rata 14,3 poin, 7,3 rebound, dan 1,9 blok per pertandingan. Sehingga penampilan solid ini membuatnya masuk dalam NBA All-Rookie First Team. Dan mendapat julukan “Unicorn” berkat kemampuannya yang unik untuk pemain dengan tinggi badan 2,21 meter. Yakni tembakan tiga angka yang presisi, serta kemampuan untuk melindungi ring dan memainkan permainan perimeter. Oleh sebab itu dia segera menjadi wajah baru bagi New York Knicks, meskipun tim tersebut tidak tampil optimal dalam kompetisi. Namun, individu yang memiliki kemampuan luar biasa di kedua sisi lapangan ini.
Cedera ACL Yang Parah Di Lutut Kirinya Pada Bulan Februari 2018
Pada musim 2017-2018 dia menunjukkan perkembangan lebih lanjut dalam permainannya. Tetapi Cedera ACL Yang Parah Di Lutut Kirinya Pada Bulan Februari 2018, mengubah segalanya. Sehingga cedera tersebut sangat menghentikan langkahnya di musim tersebut dan memaksanya untuk menjalani pemulihan panjang. Oleh karena itu dia tidak bisa bermain lagi di sisa musim dan harus absen di seluruh musim 2018-2019. Karena cedera ACL adalah salah satu cedera paling serius dalam karier seorang pemain bola basket. Dan dia pun harus melalui proses pemulihan yang panjang untuk kembali ke performa terbaiknya.
Meskipun demikian, banyak yang masih yakin Porzingis akan kembali tampil impresif begitu pulih. Maka pada 2019, setelah hampir dua tahun absen karena cedera, dia di perdagangkan ke Dallas Mavericks untuk bergabung dengan Luka Dončić, bintang muda yang sedang naik daun. Kepindahan ini di harapkan dapat membentuk kemitraan yang sangat berpotensi untuk Mavericks. Dan dia kembali ke lapangan pada musim 2019-2020 bersama Mavericks, dan meskipun dia belum sepenuhnya pulih. Tetapi dia menunjukkan bahwa dia tetap bisa menjadi pemain yang sangat efektif.
Oleh karena itu di musim pertamanya di Dallas, dia rata-rata mencetak 20,4 poin, 9,5 rebound, dan 2,0 blok per pertandingan. Namun, masalah cedera kembali muncul, mempengaruhi durasi dan konsistensi penampilannya. Porzingis dan Dončić menjadi duo yang sangat menjanjikan. Dengan kemampuannya untuk mencetak poin dari jarak jauh. Dan perlindungan ring melengkapi permainan Dončić yang sangat kreatif dan serba bisa. Walaupun tidak langsung membawa Mavericks meraih kejuaraan, mereka memberikan harapan besar untuk masa depan tim. Meskipun potensi besar sebagai pasangan dinamis dengan Dončić, dia mengalami beberapa cedera lagi yang membatasi kehadirannya di lapangan Kristaps Porzingis.